Pameran Sejarah oleh KPSKP di Festival Kebudayaan Yogyakarta KP 2022
PENGASIH- Festival Kebudayaan Yogyakarta atau biasa disebut dengan FKY tahun 2022 juga digelar di Kulon Progo. FKY Kulon Progo (FKY KP 2022) yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan penyelenggaraan FKY 2022 ini diselenggarakan mulai 16-19 September 2022 di Taman Budaya Kulon Progo (TBKP).
Pameran Sejarah KPSKP |
Komunitas Penggiat Sejarah Kulon Progo (KPSKP) bersama 11 kontingen lain dalam hal ini mendapatkan kesempatan untuk hadir sebagai pengisi stand. Bertajuk “Pameran Sejarah” KPSKP menampilkan koleksi warisan budaya, majalah lama, peta, hingga buku referensi yang dikoleksi dari beberapa sumber.
FKY kali ini dilaksanakan dalam rangkanya antara lain sebagai media apresiasi kebudayaan, sebagai ekspresi kreatifitas seni bagi masyarakat, media promosi produk kebudayaan lokal, dan sebgai media hiburan bagi masyarakat. Mengangkat tajuk “Mengelola Air dan Tanah”, acara ini dibuka secara simbolis oleh PJ Bupati Kulon Progo pada Jumat malam, 16 September 2022.
Kunjungan PJ Bupati Kulon Progo, Drs. Tri Saktiyana, M.Si. |
Rangkaian pentas seni disajikan
yang merupakan perwakilan dari 12 kapanewon. Selain itu FKY KP 2022 diisi juga
oleh 12 stand pameran kebudayaan—yang terdiri dari perwakilan rintisan
kalurahan budaya, forum, asosiasi, hingga komunitas—dan pameran produk kelompok
wanita tani perwakilan dari beberapa kalurahan.
Suasana hari kedua Pameran Sejarah KPSKP |
Dalam hal ini KPSKP turut serta dalam memeriahkan acara FKY
Kulon Progo tahun 2022 ini. Pada acara tersebut KPSKP menampilkan dan
memamerkan benda-benda seperti benda bersejarah, peta, surat kabar masa
kolonial Hindia Belanda, majalah lama periode awal Indonesia merdeka, dan peta .
Benda-benda tersebut sebagaian besar merupakan koleksi milik anggota KPSKP,
tokoh masyarakat, inventaris KPSKP, dan instansi pemerintah.
Sisi kiri ruang pameran |
Persiapan yang dilakukan KPSKP dalam mempersiapkan acara
tersebut mulai dilakukan selama delapan hari sebelum FKY dibuka. Dimulai dengan
melakukan koordinasi awal antara pengurus harian dan anggota KPSKP, kemudian
dilaukan pendataan dan inventarisasi potensi benda-benda yang akan dipamerkan.
Hingga pada saatnya masuk proses perizinan peminjaman barang secara legal ke
masing-masing penguasa/pemilik benda koleksi.
Ruang pamer sisi tengah |
Berbicara material pamer, mulai dari dinding displai diisi
oleh 3 peta dan khasanah pengetahuan tentang pertambangan mangaan di Kliripan
(sekarang masuk ke Kapanewon Kokap). Peta berasal dari masa dan bersumber yang
berbeda satu sama lain: ialah peta Jawa pada masa pemerintahan
Raffles(Inggris); kemudan peta Perang Jawa 1825—1830 yang dibuat oleh De
Stuers; dan Peta Afdeeling Kulon Progo 1930-an. Selain itu disinggung pula
khasanah pengetahuan tentang eksistensi pertambangan mangaan di Kliripan.
Mesin ketik "Royal" |
Lebih dari itu di meja displai utama yang berbentuk leter U terdapat beberapa barang pamer yang disajikan. Pertama terdapat mesin ketik merk “Royal” (diproduksi di Weltervreden, Batavia, Hindia Belanda) dan “Optima” milik pemerintah Kapanewon Panjatana yang digunakan pemerintahan onderdistrict Panjatan pada masa kolonial Hindia Belanda. Menyambung dengan hal itu juga ditampilkan plang Asisten-Wedono Lendah milik pemerintah Kapanewon Lendah.
Arsip-arsip koleksi Alip Purwoko |
Bergeser dari situ juga terdapat baju seragam tentara Hindia
Belanda atau Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger (KNIL) beserta foto
reproduksi sebagai penjelasnya. Seragam tersebut, beserta arsip foto, kalender masa Penjajahan Jepang, hingga
bukti-bukti pelatihan miiliter PETA Jepang adalah koleksi milik Alip Purwoko,
seorang tokoh masyarkat Kalurahan Sidoharjo, Kapanewon Samigaluh.
Buku-buku sebagai sumber sejarah koleksi R.Ngt. Titi Rahayu |
Berikutnya, koleksi kepustakaan milik R.Ngt. Titi Rahayu dapat memanggil kembali ingatan tentang revoulsi pasalnya majalah, buku, yang dimiliki diterbitkan dan populer di era tersebut sepetihalnya majalah Hudyana-wara, Suryatjandra, berbagai almanak (dari pemerintahan, ekonomi, pertanian, hingga kebudayaan), arsip sekolah dasar, perubahan garis wilayah pascareorganisasi desa di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Lebih-lebih beliau yang
merupakan tokoh warga dari Kalurahan Giripurwo, Kapanewon Girimulyo ini
mendisplai beberapa benda bersejarah seperti halnya plang ‘Kalurahan
Wadas’—kalurahan pra-Blengketan 1946-47—, sabak- grep (alat tulis lama), hingga
bencik & ting yang merupakan alat penerangan.
Buku-buku referensi sejarah dan humaniora tentang Kulon Progo |
Terakhir dan cukup penting yaitu mengekspos buku referensi
sejrah dan humaniora tentang Kulon Progo yang diterbitkan oleh KPSKP, Dinas
Kebudayaan KP, atau penerbit swasta. Luar biasanya hampir semua buku yang
dipajang penulisnya merupakan anggota KPSKP, termasuk buku yang diterbitkan
KPSKP, sebuah biografi Drs.H. Sutedjo Bupati Kulon Progo 2019-2022 berjudul “50
Tahun Mengabdi: Jejak Perjalanan Sutedjo” yang ditulis oleh Dr. Ahmad
Athoillah, M.A.
Suasana Pameran Sejarah oleh KPSKP |
Banyak kalangan, tokoh, hingga pejabat yang datang ke stand KPSKP diantaranya adalah, PJ Bupati Kulon Progo beserta ibu, aktivis budaya, pemerhati budaya, pelajar, mahasiswa, sampai masyarakat umum.
Bahkan, program studi
S1-Pendidikan Sejarah IKIP PGRI Wates hingga-hingga melakukan studi lapangan ke
pameran sejarah KPSKP. Fakta ini menunjukan bahwa atensi dari masyarakat begitu
tinggi terutama bagi mahasiswa sejarah yang memiliki rasa keingintahuan yang
tinggi.
Suasana Pameran Sejarah oleh KPSKP |
“salah satu pengunjung dari temon mengungkapkan bahwa di sekitar tempat tinggalnya ada tokoh yang penting yang belum terkespos “Ujar Wahid Ihsanudin, edukator pameran sejarah KPSKP.
Wahid juga menerangkan bahwa keinginan pengunjung untuk masuk ke dalam stand KPSKP adalah karena di samping ingin mengetahui masa lalu juga memiliki kedekatan emosional dengan wilayah tempat tinggalnya. Bahkan, beberapa pengunjung mendapatkan informasi dan pengetahuan baru. Wahid menambahkan:
“Banyak pula pengunjung yang bertanya mengenai almanak yang merupakan koleksi pribadi Ibu Titi Rahayu, bagi masyarakat yang mereka ketahui alamanak merupakan secarik kertas berisi penanggalan, berbeda dengan almanak-almanak tematik (dari) 1941 sampai 1973 yang disajikan di pameran FKY”
Harapannya acara ini terus teselenggara secara kolaboratif dari semua lini baik pemerintah maupun masyarakat. Agar kemudian ide-ide perawatan kebudayaan dapat termanifestasikan dengan baik.
Sebangun dengan tema “Mengelola Air dan Tanah”, pameran sejarah KPSKP memiliki semangat untuk megingat kembali apa yang menjadi landasan fundamental kehidupan manusia.
Semoga pula pameran sejarah KPSKP dapat menjadi sumber pengetahuan, inspirasi,
dan refleksi bagi semua masyarakat, atau lebih khususnya masyarakat Kulon
Progo.
Posting Komentar untuk " Pameran Sejarah oleh KPSKP di Festival Kebudayaan Yogyakarta KP 2022"